sebagai mahasiswa, aku juga merasakan yang namanya moneter keuangan di kosan. selalu merasa kurang bila mendapat dari ortu baik yang di awal, tengah atau akhir minggu, belum lagi buat yang punya pacar pasti bakal kurang banget.. ya kan? terutama cowo nih yang kadang suka gengsian kalo lagi jalan ma cewenya ga jajan bareng n ntraktir dia??
mau minta lagi ma ortu ga tega, kecuali buat mahasiswa/i yg ortunya mampu. belum lagi adanya perasaan malu terhadap ortu sendiri sebagai anak yang “sudah” mencoba tuk belajar mandiri hidup jauh dari ortunya. Selain itu rasa susah semakin hari semakin bertambah dengan semakin menipisnya jumlah kiriman yang sudah terpakai.
Kalo udah mulai terdesak keadaan kaya gini selalu muncul pemikiran macam-macam. ada yang punya pikiran “kayanya perlu nyari tambahan uang saku nih? kerja aja kali ya” atau “kayanya gw emang ga bisa ngatur uang sendiri nih” atau yang lebih parah lagi cuma merenungi nasib tanpa ada pemecahan masalah yang dihadapinya.
sebetulnya kalo kita coba melihat mahasiswa/i yang berhasil memecahkan masalah ini tidak sedikit juga loh. banyak dilingkungan kita terutama di SWADAYA, banyak yang mencoba memecahkan masalah ini dengan membuka usaha, contohnya ipam yang terkenal dengan habatusauda nya bahkan sekarang ipam dapat berdagang online via websitenya. cara marketingnya pun sangat efektif menurut gw.. dia cuma pasang signinya aj dengan logo situs dia di semua forum yang dia ikutin. Ada juga yang membuka usaha voucher elektronik ataupun jasa printan. buat yang punya skill pemrograman atau design banyak yang ngambil jalan bekerja freelance. Lain lagi dengan kk2 yang sudah bekerja, menurut gw sih mereka sudah berkecukupan dan lepas dari kiriman ortu, kecuali yang susah ngatur pemasukannya..
Tapi menurut gw pribadi sih bukan darimana kita mendapat tambahan uang saku tapi bagaimana kita mengelolanya. salah satu caranya adalah dengan cara membuat rencana penggunaan uang agar kita mempunyai panduan dalam membelanjakannya. Lebih bagus lagi kalo panduan ini kita buat dalam bentuk tertulis. Langkah awal adalah buatlah anggaran kita sebelum menerima uang dari ortu. Dengan demikian kita mempunyai rencana bagaimana agar pengeluaran kita tidak melebihi uang kiriman ortu. contohnya adalah sbb :
Keterangan | Contoh | Pengeluaran | |
A | Pemasukan/Kiriman Ortu | 600.000 | … |
B | Pengeluaran Wajib : - Tabungan - Biaya Kost - Transport - Makan Total Pengeluaran Wajib | 50.000 | ………….. |
C | Pengeluaran Tidak Wajib - Telepon - Warnet - Dll Total Pengeluaran Tidak Wajib : | 30.000 | ………….. |
D | Surplus/Defisit = (A-(B+C)) | 600.000 | ………….. |
Dengan adanya rencana pengeluaran ini, diharapkan setiap pengularan kita dapat terkontrol dan terencana. dari contoh tabel diatas pengeluaran dibagi 2 yaitu pengeluaran wajib dan tidak wajib. Prioritaskan terlebih dahulu pengeluaran wajib dengan mengutamakan tabungan, bayar kosan dan seterusnya. Dengan menabung di depan, diharapkan kita tidak kesulitan untuk menabung. Simpan tabungan ini untuk keperluan darurat. Jika ada keperluan mendadak yang tidak terdapat dalam anggaran, seperti beli buku, fotocopy, dll ambilah dari pengeluaran tidak wajib (keperluan lain) atau bila perlu dari tabungan (not recommended ya :D)
Untuk memudahkan mengatur keuangan, gunakanlah sistem amplop. Simpan semua pengeluaran wajib dalam amplop dan beri nama sesuai pengeluaran wajibnya. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pos pengeluaran satu dengan yang lain tidak bercampur. Sedangkan untuk pengeluaran tidak wajib cukup dalam satu amplop saja.
Selanjutnya berusahalah menabung dalam kondisi kita. Jangan pesimis melihat jumlahnya yang kecil. Hal yang terpenting adalah menumbuhkan kebiasaan menabung, jika sudah terbiasa, selanjutnya akan lebih mudah untuk meningkatkan jumlah setoran tabungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar